Kadang aku nonton fashion week sambil makan es krim, trus kebayang: gimana ya kalau semua look dramatis itu turun ke trotoar Jakarta? Spoiler: nggak semua cocok. Tapi banyak juga gaya luar negeri yang bisa kita adaptasi biar tetap stylish tanpa jadi korban panas, keringat, atau hujan mendadak. Di sini aku nulis beberapa ide yang udah aku coba (dan gagal juga beberapa kali—tapi itu bagian seru dari eksperimen fashion, kan?).
Tren minimalis Skandinavia yang sering muncul di runway itu ternyata enak banget buat cuaca tropis—asal kita ganti bahan. Katakan selamat tinggal pada wol tebal, dan halo pada linen, katun long-staple, atau Tencel. Potongan boxy atau oversized blazer bisa tetap dipakai; pilih versi unlined atau berlubang sedikit di dalam, supaya angin bisa lewat. Aku suka pakai blazer linen tipis dipadu kaus putih dan celana pendek high-waist. Terlihat rapi, tapi nggak berasa kepangkuan sinar matahari.
Gaya Eropa suka main warna monokrom atau print bold. Di sini, kita bisa adaptasi dengan memilih print yang lebih ‘ringan’—misal, floral kecil, stripe tipis, atau motif geometric yang airy. Kombinasinya simpel: satu statement piece (misal rok wrap bermotif) + atasan polos. Kalau mau cari inspirasi online, aku sering liat referensi di buleoutfit buat nge-tweak style barat biar nggak kaku di iklim kita.
Kalau kamu bayangin layering = jaket tebal + sweater, buang jauh-jauh deh. Layering di tropis itu soal tekstur dan panjang. Pakai inner tank top ringan, lalu kemeja katun tipis sebagai outer. Atau modal kimono ringan yang panjangnya nggak menghambat gerak. Kalau malam udah adem (atau AC bandara ngadat), tinggal tambahin scarf tipis—gampang diselipin di tas. Intinya, layer yang mudah dilepas dan nggak bikin kamu klepek-klepek di bawah matahari.
Tren sneakers chunky dari runway emang keren, tapi di tropis bisa jadi oven buat kaki. Pilih bahan yang breathable: anyaman kulit, canvas, atau sandal yang desainnya modern tapi ergonomis. Loafers tanpa sock juga pilihan oke buat kantor yang santai. Kalau mau tetap edgy, coba espadrille atau mules berbahan linen. Jangan lupa sol yang anti-slip—biar nggak drama waktu jalan di trotoar becek.
Beberapa gaya internasional mengandalkan aksesori bold. Di sini, topi lebar itu bukan cuma aksesori gaya, tapi juga tameng dari UV. Pilih yang mudah dilipat, jadi muat di tas. Sunscreen? Wajib. Tambahin kacamata oversized buat vibe ala film Eropa, dan small crossbody bag supaya kamu nggak ribet. Kalau mau nambah drama, satu kalung rantai simpel bisa bikin outfit polos jadi punya karakter.
Cuaca tropis = humas antara panas dan hujan. Tren parka transparan atau raincoat yang sering muncul di lookbook runway jadi solusi yang fashionable. Pilih yang ringan, cepat kering, dan motifnya jujur nggak norak. Bawa payung lipat keren juga, versi yang gampang dibuka dan ditutup tanpa drama. Siapa sangka fashion show bisa ngajarin kita bertahan dari musim hujan dadakan?
Intinya, gaya luar negeri itu kaya referensi—bukan aturan mutlak. Pilih potongan yang adem, bahan yang breathable, dan siluet yang bikin kamu nyaman. Cobain satu elemen runway ke outfit harian: oversized blazer linen, slip dress polos, atau sneaker breathable—lalu lihat gimana rasanya melewati hari. Kalau kamu ngerasa pede dan nggak keringetan sampe lembek, berarti sukses. Fashion itu soal ekspresi, tapi juga kenyamanan. Namanya juga hidup di zona tropis: stylish boleh, tapi jangan sampe jadi sate jalanan, ya!
Deskripsi Gaya: Sentuhan Negeri-Negeri Ekspresif yang Tetap Nyaman di Ibu Kota Setiap kali saya browse…
Gaya Fashion Modern dari Luar Negeri yang Pas untuk OOTD Lokal Bagaimana tren luar negeri…
Cuaca tropis, kopi hangat, dan pagi yang masih fresh bikin kita suka nongkrong sambil ngebahas…
Belakangan saya cukup sering melihat tren fashion dari negara lain lewat media sosial dan kampanye…
Setiap kali aku nonton runway atau scroll feed fashion blogger luar, aku sering merasa fashion…
Ngopi pagi sambil scroll feed fashion, aku sering melihat tren-tren luar negeri yang tampak begitu…